Keadaan hutan dan kota

Hutan merupakan contoh lingkungan alami yang seimbang. Di hutan, tumbuhan sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi untuk perlindungan dan makanan bagi konsumen tingkat pertama, seperti burung pemakan tumbuhan, rusa dan monyet. Tumbuhan di hutan dapat berkembang dengan baik karena kondisi lingkungan abiotik yang sesuai. Hewan sebagai konsumen tingkat pertama berada dalam jumlah yang mencukupi untuk kehidupan konsumen tingkat kedua, misalnya harimau, musang, dan ular. Jumlah masingmasing komponen biotik tersebut tidak mendominasi satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk rantai makanan yang seimbang.

Akan tetapi keadaan hutan telah berubah sejalan dengan bertambahnya waktu. Kegiatan mengubah lingkungan tersebut dilakukan oleh manusia karena adanya kebutuhan hidup. Kebutuhan ini akan menjadi semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Upaya pemenuhan kebutuhan menusia dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil perkembangan budaya digunakan untuk mengembangkan berbagai industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Tetapi industri tersebut tidak hanya memproduksi kebutuhan manusia tetapi juga menghasilkan limbah atau sampah. Hal itu telah terjadi dikota-kota besar, jika kita lihat pada kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan sebagainya, kita akan melihan jalan yang dipenuhi asap lalu lintas dan asap pabrik serta kita akan melihat sampah menumpuk di beberapa sudut kota.
Hal itu juga diakibatkan bergantinya hutan menjadi rumah ataupun bangunan lainnya serta kurang diadakannya penghijauan sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan .

Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa keadaan alam di hutan tentu lebih sejuk, segar dan asri dibandingkan dengan keadan di kota.




0 Responses